Dalam setiap pagelarannya, tari kuda lumping ini menghadirkan 4
fragmen tarian yaitu 2 kali tari Buto Lawas, tari Senterewe, dan tari
Begon Putri.
Pada fragmen Buto Lawas,
biasanya ditarikan oleh para pria saja dan terdiri dari 4 sampai 6
orang penari. Beberapa penari muda menunggangi kuda anyaman bambu dan
menari mengikuti alunan musik. Pada bagian inilah, para penari Buto
Lawas dapat mengalami kesurupan atau kerasukan roh halus. Para penonton
pun tidak luput dari fenomena kerasukan ini. Banyak warga sekitar yang
menyaksikan pagelaran menjadi kesurupan dan ikut menari bersama para
penari. Dalam keadaan tidak sadar, mereka terus menari dengan gerakan
enerjik dan terlihat kompak dengan para penari lainnya.
Untuk memulihkan kesadaran para penari dan penonton yang kerasukan,
dalam setiap pagelaran selalu hadir para warok, yaitu orang yang
memiliki kemampuan supranatural yang kehadirannya dapat dikenali melalui
baju serba hitam bergaris merah dengan kumis tebal. Para warok ini akan
memberikan penawar hingga kesadaran para penari maupun penonton kembali
pulih.
Pada fragmen selanjutnya, penari pria dan wanita bergabung membawakan tari senterewe.
Pada fragmen terakhir, dengan gerakan-gerakan yang lebih santai, enam
orang wanita membawakan tari Begon Putri, yang merupakan tarian penutup
dari seluruh rangkaian atraksi tari kuda lumping
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar